Panduan Lengkap Haji Tata Cara Pelaksanaan yang Benar

Panduan lengkap haji tentang tata cara pelaksanaan yang benar, mulai dari ihram hingga tahallul, untuk jamaah haji
Daftar isi
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat Muslim yang mampu, baik secara fisik, mental, maupun finansial. Sebagai perjalanan spiritual yang penuh makna, haji menuntut jamaah untuk memahami setiap tahapan pelaksanaannya dengan baik.
Panduan lengkap haji ini hadir untuk membantu jamaah menjalankan ibadah sesuai ajaran syariat, sehingga ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT.

Pelaksanaan haji melibatkan serangkaian ritual yang disebut manasik haji, mulai dari niat ihram hingga tahallul. Setiap tahapan memiliki aturan dan tata cara yang harus diikuti agar ibadah haji dianggap sah.
Memahami urutan dan cara pelaksanaan yang benar akan membantu jamaah menjalani ibadah dengan penuh kekhusyukan dan menghindari kesalahan yang dapat mengurangi kesempurnaan ibadah.
Persiapan sebelum berangkat ke Tanah Suci menjadi kunci utama untuk menjalankan haji dengan lancar. Selain mempersiapkan fisik dan keuangan, jamaah juga perlu mempelajari tata cara haji, termasuk rukun, wajib, dan sunnah dalam pelaksanaannya.
Dengan pemahaman yang baik, jamaah dapat fokus pada esensi spiritual haji, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki akhlak.
Tata cara haji mencakup beberapa tahapan penting, seperti ihram, tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, dan melempar jumrah. Setiap tahapan memiliki doa dan aturan tertentu yang harus dipatuhi.
Panduan ini akan menjelaskan langkah-langkah tersebut secara rinci, lengkap dengan penjelasan tentang doa-doa yang dianjurkan, agar jamaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.
1. Niat Ihram
Ihram adalah langkah awal dalam pelaksanaan haji, yang ditandai dengan niat untuk memulai ibadah haji dan mengenakan pakaian ihram. Ihram dilakukan di miqat, yaitu tempat yang telah ditentukan, seperti Masjid Ji’ranah atau Yalamlam. Jamaah harus dalam keadaan suci dengan berwudhu atau mandi wajib sebelum mengucapkan niat.
-
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا
Labbaik Allahumma hajjan
Terjemahan: Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk menunaikan haji.
Setelah niat, jamaah dianjurkan memperbanyak talbiyah hingga tiba waktu melempar jumrah. Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua kain putih tanpa jahitan, sedangkan wanita memakai pakaian yang menutup aurat.
2. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran, dimulai dari sudut Hajar Aswad. Jamaah disarankan memulai tawaf dengan mencium atau menyentuh Hajar Aswad jika memungkinkan, atau cukup melambaikan tangan sambil membaca:
-
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Bismillah wallahu akbar
Terjemahan: Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar.
Selama tawaf, jamaah membaca doa atau dzikir, seperti “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar”. Pria dianjurkan melakukan raml (berjalan cepat dengan langkah pendek) pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada putaran berikutnya.
3. Sa’i
Sa’i adalah berjalan antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah. Sebelum memulai, jamaah membaca ayat Al-Qur’an:
-
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
Innas safaa wal marwata min sya’aairillah
Terjemahan: Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah.
Pada saat melewati daerah antara dua tanda hijau di lintasan sa’i, pria dianjurkan berlari kecil sambil membaca doa tertentu. Sa’i mengenang perjuangan Siti Hajar mencari air untuk putranya, Ismail.
4. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan puncak ibadah haji. Jamaah berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan berdzikir hingga matahari terbenam. Doa yang dianjurkan adalah:
-
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamd, yuhyii wa yumiit, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir
Terjemahan: Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wukuf adalah waktu terbaik untuk memohon ampunan dan menyampaikan segala hajat kepada Allah.
5. Mabit di Muzdalifah
Setelah wukuf, jamaah menuju Muzdalifah untuk bermalam (mabit) dan mengumpulkan batu untuk melempar jumrah. Jamaah disarankan memperbanyak dzikir dan doa, serta menjalankan salat Maghrib dan Isya secara jamak. Mabit dilakukan hingga tengah malam atau menjelang fajar, tergantung ketentuan kelompok haji.
6. Melempar Jumrah
Melempar jumrah dilakukan di Mina pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Jamaah melempar tujuh batu ke masing-masing tiga jumrah (Ula, Wustha, dan Aqabah) sambil membaca:
-
اللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Terjemahan: Allah Maha Besar.
Melempar jumrah mengenang perjuangan Nabi Ibrahim melawan godaan syaitan. Jamaah harus memastikan batu yang digunakan sesuai ukuran, yaitu sebesar kacang polong.
7. Tahallul
Tahallul adalah tahap melepaskan diri dari larangan ihram, dilakukan dengan mencukur atau memotong sebagian rambut. Tahallul awal dilakukan setelah melempar Jumrah Aqabah, sedangkan tahallul penuh dilakukan setelah menyelesaikan semua rukun haji. Jamaah membaca doa:
-
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا وَذَنْبًا مَغْفُورًا
Allahummaj’alhu hajjan mabruran wa sa’yan masykuuran wa dzanban maghfuura
Terjemahan: Ya Allah, jadikan haji ini haji yang mabrur, usaha yang diterima, dan dosa yang diampuni.
Tips Menjalankan Haji dengan Baik
Untuk memastikan pelaksanaan haji berjalan lancar, berikut beberapa tips praktis:
- Pelajari tata cara haji melalui manasik yang diselenggarakan kelompok bimbingan ibadah haji.
- Persiapkan fisik dengan olahraga ringan untuk menghadapi aktivitas fisik yang intens.
- Siapkan mental dengan memperbanyak doa dan dzikir untuk menjaga kekhusyukan.
- Pilih pakaian yang nyaman dan sesuai dengan aturan ihram.
- Patuhi jadwal dan petunjuk dari pembimbing kelompok haji.
Penjelasan Detail Tata Cara Haji yang Lengkap
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan oleh umat Muslim yang mampu. Tata cara haji yang lengkap mencakup serangkaian ritual yang harus dilakukan dengan urutan dan aturan tertentu agar ibadah dianggap sah.
Daftar tahapan yang disebutkan sebelumnya mencakup rangkaian utama dalam pelaksanaan haji, dan dapat dikatakan sebagai panduan yang lengkap. Untuk memastikan pemahaman yang mendalam, setiap tahapan akan dijelaskan secara rinci, termasuk makna, tata cara, dan doa-doa yang menyertainya.
Berikut adalah penjelasan detail dari setiap tahapan, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan istilah dalam bahasa Indonesia.
1. Ihram
Tahapan pertama dalam haji adalah ihram, yaitu niat untuk memulai ibadah haji yang dilakukan di miqat, tempat yang telah ditentukan. Miqat terdiri dari miqat zamani (waktu pelaksanaan haji, yaitu bulan Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah) dan miqat makani (lokasi tertentu, seperti Masjid Ji’ranah, Yalamlam, atau Qarnul Manazil). Jamaah harus dalam keadaan suci dengan berwudhu atau mandi wajib sebelum mengucapkan niat ihram.
-
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا
Labbaik Allahumma hajjan
Terjemahan: Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk menunaikan haji.
Setelah niat, jamaah mengenakan pakaian ihram: dua kain putih tanpa jahitan untuk pria dan pakaian yang menutup aurat untuk wanita. Jamaah kemudian memperbanyak talbiyah, yaitu doa yang menegaskan kesiapan memenuhi panggilan Allah:
-
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيْكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak
Terjemahan: Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu. Segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanya milik-Mu.
Talbiyah diucapkan berulang-ulang hingga tiba waktu melempar jumrah.
2. Melaksanakan Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran sebagai bentuk penyambutan (tawaf qudum) di Masjidil Haram. Tawaf dimulai dari sudut Hajar Aswad, dengan jamaah mencium, menyentuh, atau melambaikan tangan ke arah batu tersebut sambil membaca:
-
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Bismillah wallahu akbar
Terjemahan: Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar.
Selama tawaf, jamaah membaca dzikir, seperti “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar”. Pria dianjurkan melakukan raml (berjalan cepat dengan langkah pendek) pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada putaran berikutnya. Setelah tawaf, jamaah melaksanakan salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.
3. Melaksanakan Sa’i
Sa’i adalah berjalan antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah. Sebelum memulai, jamaah membaca ayat Al-Qur’an:
-
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
Innas safaa wal marwata min sya’aairillah
Terjemahan: Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah.
Pada lintasan antara dua tanda hijau, pria dianjurkan berlari kecil sambil membaca doa, seperti “Rabbighfir warham wa antal a’azzul akram” (Ya Tuhan, ampuni dan kasihilah, Engkau Maha Mulia dan Maha Pemurah). Sa’i mengenang perjuangan Siti Hajar mencari air untuk putranya, Ismail.
4. Berangkat ke Mina
Pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah), jamaah berangkat ke Mina untuk mempersiapkan diri menuju puncak haji. Di Mina, jamaah bermalam (mabit) dan melaksanakan salat lima waktu secara qasar (dipendekkan) untuk salat empat rakaat. Jamaah juga memperbanyak dzikir dan doa untuk mempersiapkan hati menuju wukuf di Arafah.
5. Hari di Arafah (Wukuf di Arafah)
Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah adalah puncak ibadah haji. Jamaah berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan berdzikir dari siang hingga matahari terbenam. Doa yang dianjurkan adalah:
-
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamd, yuhyii wa yumiit, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir
Terjemahan: Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wukuf adalah momen terbaik untuk memohon ampunan dan menyampaikan hajat kepada Allah.
6. Malam di Muzdalifah (Mabit di Muzdalifah)
Setelah wukuf, jamaah menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan 49 atau 70 batu kecil untuk melempar jumrah. Di Muzdalifah, jamaah melaksanakan salat Maghrib dan Isya secara jamak, lalu berdzikir hingga tengah malam atau menjelang fajar. Jamaah dianjurkan tetap khusyuk dan mempersiapkan diri untuk tahapan berikutnya.
7. Melempar Jumrah di Mina
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah kembali ke Mina untuk melempar Jumrah Aqabah dengan tujuh batu kecil. Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah (hari Tasyrik), jamaah melempar tujuh batu ke masing-masing tiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah. Setiap lemparan disertai dengan bacaan:
-
اللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Terjemahan: Allah Maha Besar.
Melempar jumrah melambangkan penolakan terhadap godaan syaitan, sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim.
8. Penyembelihan Hewan Kurban
Setelah melempar Jumrah Aqabah, jamaah melakukan penyembelihan hewan kurban, seperti kambing, domba, atau sapi, sebagai bagian dari ibadah haji. Kurban ini mengenang ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail. Daging kurban kemudian dibagikan kepada fakir miskin di sekitar Makkah atau di tempat lain sesuai ketentuan.
9. Mencukur atau Memotong Rambut (Tahallul)
Tahallul adalah tahap melepaskan larangan ihram dengan mencukur atau memotong sebagian rambut. Tahallul awal dilakukan setelah melempar Jumrah Aqabah, memungkinkan jamaah melepas sebagian larangan ihram. Tahallul penuh dilakukan setelah menyelesaikan semua rukun haji. Doa yang dibaca adalah:
-
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا وَذَنْبًا مَغْفُورًا
Allahummaj’alhu hajjan mabruran wa sa’yan masykuuran wa dzanban maghfuura
Terjemahan: Ya Allah, jadikan haji ini haji yang mabrur, usaha yang diterima, dan dosa yang diampuni.
10. Kembali ke Ka’bah (Tawaf Ifadhah)
Setelah tahallul awal, jamaah kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf ifadah, yaitu tawaf wajib yang merupakan rukun haji. Tata caranya sama dengan tawaf qudum, diikuti dengan salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim dan sa’i jika belum dilakukan.
11. Kembali Melempar Jumrah (Hari Tasyrik)
Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, jamaah kembali ke Mina untuk melempar tiga jumrah (Ula, Wustha, Aqabah) dengan masing-masing tujuh batu. Jamaah yang memilih mabit hingga tanggal 13 Dzulhijjah (nafar tsani) juga melakukan lemparan jumrah tambahan.
12. Tawaf Perpisahan (Tawaf Wada)
Tawaf wada adalah tawaf perpisahan yang dilakukan sebelum meninggalkan Makkah. Jamaah mengelilingi Ka’bah tujuh kali dengan tata cara serupa tawaf lainnya, lalu berdoa di Multazam jika memungkinkan. Tawaf ini menandai akhir ibadah haji, dan jamaah dianjurkan meninggalkan Makkah segera setelahnya.
Pentingnya Memahami Tata Cara Haji
Memahami tata cara haji bukan hanya tentang menjalankan ritual, tetapi juga tentang mendalami makna spiritual di balik setiap tahapan. Panduan lengkap haji ini diharapkan dapat membantu jamaah menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Dengan persiapan yang matang dan pemahaman yang baik, ibadah haji dapat menjadi pengalaman yang mengubah hidup, membawa jamaah lebih dekat kepada Allah dan meninggalkan kesan spiritual yang mendalam.
Tahapan-tahapan yang disebutkan mencakup rangkaian lengkap haji, sesuai dengan rukun dan wajib haji. Dengan memahami setiap langkah secara detail, jamaah dapat menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga ibadah haji menjadi pengalaman spiritual yang mendalam.